PUCEL

Mid Exam Social Entrepreneurship

Dear All,

Terlampir adalah Soal untuk Mid Exam Social Entrepreneurship ...  silahkan berikan jawaban dan dikumpulkan sebelum 24 Oktober 2019 dengan me-reply posting ini.

Mid Exam Social Entrepreneurship 2019.docx

Social Enterprise for Sustainable Development.pdf

You need to be a member of Pusat Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Podomoro University to add comments!

Join Pusat Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Podomoro University

Email me when people reply –

Replies

  • Verent faustine/11170009

    A. PT. Pakuwon Jati Tbk adalah perusahaan yang bergerak di dalam bidang property yand yterletak di jatim, Indonesia. Didirikan oleh Alexander Tedja.

     

    PT. Pakuwon Jati Tbk telah berhasil membangun pusat perbelanjaan terbesar di Surabaya seperti Mal Pakuwon, Gandaria city , kota kasablanka ( kokas) & Tunjangan (Jakarta).

     

    Factor yang memoengaruhi kesuksesan sbb,

     

    a. Segmentation

    segmentasi adalah hal yang sangat penting. Dengan cara memprioritaskan dan focus terhadap proyek-proyek yang sedang berjalan,  memilih produk sesuai dengan segmen pasar yang sedang trend & berkembang.

     

    b. Value

    Selain berfokus pada pembangunan seperti perumahan, mal, dan apartment , mereka memorioritaskan customer & memegang kuat value proposition mereka. Seperti, memperhatikan aspek lingkungan perusahaan dengan menggunakan bahan ramah lingkungan & hemat energi. Perusahan juga memiliki fokus pada manajemen keuangan dan keluhan konsumen. Perusahaan mempejerjakan “Tenant Relations” untuk menangani komunikasi dengan penyewa. Perusahaan terus mengembangkan SDM secara intens sehingga karyawan dapat bekerja dengan lebih giat.

     

    c. Pendapatan (Revenue)

    PT. Pakuwon Jati Tbk memiliki pendapatan dari pendapatan pembangunan & pendapatan berulang. Pendapatan berulang dihasilkan dari sewa unit mall & hotel Pendapatan pembangunan dihasilkan dari pemasukan yang berasal dari kantor & apartemen.

     

     

    Perusahaan di lihat Kesuksesanya dari margin karena profit yang tinggi.

    Ketiga factor diatas sangat berhubungan. Apabila perusahaan dapat menentukan segmentasi yang sesuai akan memberikan kepuasan pelanggannya,sehingga  pendapatan perusahaan terus meningkat.

    2. Cara Para pengusaha social menarik karyawan sehingga mereka ingin berkerja di perusahaan social dibandingkan lainya.

     

    Perusahaan harus memiliki  visi & misi. tidak hanya focus kepada tujuan bisnis tetapi juga kepada lingkungan social. perusahaan harus memberikan dampak positif bagi lingkungan social sehingga orang-orang yang memiliki empati & simpati yang tinggi  tertarik karena mereka tidak hanya mendapatkan profit & membantu permasalahan social yang orang lain hadapi.

     

    B. Social Enterprise Model

    (Vision-based models)

     

    Berawal dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan berubah menjadi perusahaan social.

     

    perusahaan social ini dimulai dari aktifitas social dan visi dari founder tersebut. Rupanya,  integrasi misi ekonomi & social memiliki kelembagaan yang tujuannya untuk menghasilkan revenue.

     

     

    Beberapa perusahaan sosial Indonesia juga sesuai dengan tujuan Fee-for-Service Model yang mereka lakukan penggalangan dana & Market Intermediary Model, yang berfokus menargetkan klien ke pasar.

     

     

    Dapat disimpulkan Social Enterprise di Indonesia :

    a. Non-profit Organization Model

    Organisasi nirlaba, perusahaan sosial dijalankan sesuai dengan kegiatan sosial maupun bisnis untuk jangka panjang.

    b. Profit Generator Non-profit Organization Model

     

    Perusahaan sosial yang memiliki 2 institusi. Lembaga  untuk tujuan sosial & pendapatan.

     

    c. Non-profit Cooperative Model

    Merupakan model koperasi nirlaba. Konsepnya adalah biaya anggota digunakan untuk perusahaan sosial.

     

    d. Community Enterprise

    Timbul dari masyarakat yang berinisiasi membantu orang lain & dikelola oleh masyarakat tersebut.

     

    e. Social Corporation Model

    perusahaan yang menghasilkan pendapatan dari bisnis pribadi untuk perusahaan sosial.

     

     

    Seperti penjelasan di atas ada beberapa  perusahaan sosial Indonesia yang sudah berjalan.

  • Dean K (11170021)

    Pakuwon Jati:

    Question A1: Answer: Firstly, what makes them succeed is how they benefit themselves? Let us view on the revenue point, with more source income such us what it said on the journal that the company has made more income from the shopping center they built, of course which is by producing products and sell it, it would be the easy way to understand the basic of the economy we had learned. And of course when it comes to business, the more value you gave to your product the more people you target would willing to buy and use your product as well demand would increase as consumptions increasing, here we don’t value as only the price, but what is the difference between the product they sold and their competitors of the same products or services. As the journal said that the value of this company was: (1) it’s transparency which is based on creating trust between the company and the shareholders itself, (2) Accountability which is all activities of the director will reported to shareholders in every general meeting they scheduled on, (3) Their responsibility which as a professional company which also controls either the internal and the external of the company itself and towards the environment and society through Corporate Supervision Responsibility, (4) Their independency which means the company works professionally and independently to avoid any actions that could lead to trigger a conflict from outside or inside of the company, (5) Their fairness which is written on the rules and regulations it provides and promoting the principle of prudence to avoid any actions that could harm the interests of the shareholders and other stakeholders itself. The segment of the business is being a company which is building its property products but paying attention to the environmental aspects among others by using environmentally friendly materials and energy-efficient building design. Of course it also relate to the goals which can improve other sectors not only internal but also externally safe business to be work on. The company also continues to place human resource as the main asset and partner in it to achieve targets because for them, competent human resources is the key for company’s success in conducting its business and providing the best services for all customers. As the three basis stands firm, the others sectors would be rising its way up. The relation of all sectors were so effective such as when we talk about the demand supply strategy, which way we think we could effect by decreasing or increasing it will resulting on improves or a bankrupt the company itself.
    Question A2: Answer: How can social entrepreneurs attract talent compare to profit organizations? So many aspect relating this questions as if it attracts because when they could attract people who are interested in it, they will be more gave time on their own which is could also by voluntarily doing things they interested with or helping others freely, which also when people do something they like, they will do it with all their heart and do the best they could do that leads to developing their own talent and be guided to be more efficiently working on something and that’s why there could be resulting on improving human resources skills, and if we take a look the profit organizations which is people will work there because the more wage they got and so, there would still chances that the workers works inefficiently.
    Question B: Answer: The model in the journal is referring the integration of social program and activities and allowing a sharing of cost, assets, expertise, brand, and infrastructure. The social enterprise in Indonesia based on the journal, it has 5 type and it is: (1) Community based enterprise, (2) Trading non-profit organization, (3) work integration social enterprise, (4) a non-profit co-operations. And how does they work? (1) They trade using NPO, not stemming from the big company of non-profit organization. The government plays important rule to promoting civil society in order to deal with the social challenges and preventing a negative impacts because they make a partnership through NPO for delivering public stuff. (2) The work integration social enterprise model shows us how the government in Asia encourage the organizations with the goals to take care of vulnerable people there. (3) The non-profit co-operative model that looks usually different than what it has at USA and Germany, it focuses themselves to serve their own members. While in Asia, co-operative institution comes out with broader social purposes. (4) Lastly, it shows how the government help to pair partnership between private company and the NPO, the goals of it is to get this two along and make work integration for social enterprises. But basically, all of the above was related and would always works around the areas directly or indirectly helps one another by improving what should be improved such as sectors and the impacts.

  • Janet Momongan 

    11170026

    A.

    1. What makes them succed?

          Pakuwon Jati adalah suatu perusahan di bidang real estate di Surabaya yang didirikan pada tahun 1982 yang dimana berfokus pada pembangunan pusat perbelanjaan dan gedung-gedung perkantoran di Surabaya dan Jakarta. Dengan visi misi serta prinsip-prinsip yang diciptakan dapat membawa kesuksesan bagi PT. Pakuwon Jati. Dibawah ini juga beberapa faktor yang menjadi kesuksesan PT. Pakuwon Jati.

    1. Transparansi

    Perusahaan menciptakan rasa saling percaya antara perusahaan dan para pemegang sahamnya dengan memberikan Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, aksi korporasi dan

    informasi relevan lainnya mengenai Perusahaan untuk kepentingan

    publik, investor, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya secara terbuka

    dan transparan, melalui situs web www.pakuwon .com atau melalui situs web dimiliki

    oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (IDXNet), KSEI atau surat

    kabar.

    b. Akuntabilitas

    Perusahaan berkomitmen untuk memegang akun untuk semua kegiatan yang dilakukan

    untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan sesuai dengan ketentuan hukum

    dan peraturan yang berlaku.

    Dewan Direksi memiliki kebijakan bisnis strategis untuk mempromosikan

    pembentukan budaya kerja berbasis kinerja untuk meningkatkan akuntabilitas setiap

    unit bisnis. Di sisi lain, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit melakukan

    pengawasan terhadap Direksi. Semua kegiatan Direksi dan hasil pengawasan Dewan

    Komisaris dilaporkan kepada Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

    c. Tanggung jawab

    Perusahaan memiliki tanggung jawab internal dan eksternal. Tanggung jawab internal terdiri dari tanggung jawab atas sumber daya manusia, baik Direktur maupun karyawan, yang diwujudkan dengan pendaftaran Direktur dan Karyawan dari program kesejahteraan pemerintah yaitu BPJS Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Jaminan Usia Tua, Perusahaan memenuhi tanggung jawab eksternal terhadap lingkungan dan masyarakat melalui Corporate Social Responsibility (CSR) di daerah yang berbatasan dengan bisnis Perusahaan.

    d. Independensi

    Perusahaan mengelola perusahaan secara profesional dan independen dengan selalu

    menghindari tindakan yang berpotensi memicu konflik kepentingan di antara anggota

    Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

    e. Keadilan

    Melalui kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, Perusahaan dapat mengelola asetnya

    sesuai dengan hukum secara jujur dan adil dengan mengedepankan prinsip kehati-

    hatian untuk menghindari tindakan yang dapat membahayakan kepentingan Pemegang

    Saham dan pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan juga berupaya untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam mengimplementasikan rencana bisnis Perusahaan.

     

    2. How can social entrepreneurs attract talent compare to profit organizations?

    Karena social entrepreneurs lebih fokus pada penyelesaian masalah-masalah yang ada di lingkungan dan masyarakat. Dari masalah-masalah yang ada, para social entrepreneurs menjadikan masalah itu sebagai peluang bisnis yang pastinya bermanfaat bagi masyarakat. Biasanya para social entrepreneurs tidak begitu mementingkan profit yang didapatkan atau mencoba mencari kepuasan pelanggannya tetapi mereka lebih mementingkan kebutuhan serta bagaimana menyelesaikan masalah yang ada disekitarnya.

     

    B.

    Based on the last case on the “Social Enterprise for Sustainable Development” which entitled: Social Enterprise Model: Indonesian Case Study. Describe Social Entreprise Model in Indonesia! What makes this model different with others in another countries?

     

    Seorang social entrepreneur adalah orang yang mengejar aplikasi baru yang memiliki potensi untuk menyelesaikan masalah berbasis masyarakat. Orang-orang ini bersedia mengambil risiko dan upaya untuk membuat perubahan positif dalam masyarakat melalui inisiatif mereka. Selain itu juga social entrepreneur adalah cara untuk menghubungkan anda dengan tujuan hidup anda, membantu menyelesaikan masalah disekitar, dan juga membuat perbedaan di dunia, sambil terus berkembang.

    Untuk menjelaskan model perusahaan sosial di Indonesia di luar status hukum, digunakan data sekunder gabungan dan data primer yang dikumpulkan melalui diskusi kelompok forum (FGD). Tujuan FDG adalah untuk memperluas penelitian tentang identifikasi dan pemahaman fenomena kewirausahaan sosial di negara ini. Dengan tujuan untuk menemukan pola menggunakan tiga dimensi indikator yaitu misi sosial, proyek ekonomi dan tata kelola di berbagai studi kasus.Dalam konteks Asia, pemerintah memainkan peran penting pada model-model perusahaan sosial. Dibawah ini ada beberapa jenis social entreprise di Indonesia, diantaranya adalah :

    • Non-profit organization model 
    • Non-profit cooperative model 
    • Profit generator non-profit organization model 
    • Social corporation model 
    • Community enterprise  
  • Coach

    1. What makes them succeed? (from many different perspectives such as revenue, value, segmentation, etc, and how each aspect links to each other)

    Answer: 

    Pakuwon Jati or known as PWON in the Indonesia Stock Exchange (IDX) is a company engaged in the property sector. This company is established in 1982 and started to become IPO in 1986. Pakuwon Jati is a very successful company. There are several factors that make Pakuwon Jati succeed:

    Value

    Pakuwon Jati is not only focused on building supermalls and apartments but this company also focused on developing the value of the property that they build, this is shown in the article Social Enterprise for Sustainable Urban Development, 2016 that this company create the environment responsibility by providing a specific departments that focus on estate management and consumer complaints. By creating that value, the company can maintain the satisfaction of the customer. In order to maintain customer satisfaction, this company also maintain the employee by hiring competent Human Resources so that it will provide the best services to the customer.

     Revenue

    Pakuwon Jati companies gained revenue from recurring revenue and development revenue, recurring revenue is generated from the lease of units in hotels and serviced apartments. And development revenue is generated from sales of apartment. The thing that makes this company success from the perspective of revenue is the margin profitability. As we can see from the income statement the net margin profitability is 67.11% in 2014 we can conclude, this company can generate high revenue from recurring and development this company also maintain the cost stays low which makes the company margin profitability is high.

     Segmentation

    The key of successful of Pakuwon Jati is the company can put a good segmentation according to the situation they are facing, for example in 2015 the economic situation in Indonesia affect the property industry so in order the company can sustain the company must have a good segmentation by focus and prioritize the project that already runs and not create a new project. This example based on the article in Social Enterprise for Sustainable Urban Development, 2016

     As we can see from those 3 perspectives, all of these are related. The relation is if the company created a good value to maintain customer satisfaction and create a good segmentation in order to gain more revenue and it will increase the margin profitability.

     2. How can social entrepreneurs attract talent compare to profit organizations?

    Answer: 

    The way to attract worker employees to work in the social enterprise than profit-oriented companies is by explaining the information that makes the company special and different from profit-oriented companies. Besides that the social enterprise must clearly have main vision and how to achieve it so it will more attract the employee. Then you can also explain what makes your employee interesting to work at your social enterprise. As we can conclude from above in order to attract employees to work in the social enterprise than profit-oriented companies, we have to focus on the vision of the social enterprise besides generating high income to sustain.

    3. Based on the last case on the “Social Enterprise for Sustainable Development” which entitled: Social Enterprise Model: Indonesian Case Study. Describe Social Entreprise Model in Indonesia! What makes this model different with others in another countries?

    Answer: 

     

    Based on vision based model, it could be explain that the social Enterprise in Indonesia They emerged from NGOs and turned into a social company. Their social enterprise activities started from social activism and the vision of the founders. Apparently, Indonesia social enterprise most of the follow the locked step or integrated models. This models explain that the integration of economics and social mission under a single institutional form which means that the economic activities is to generate income so that the institutional can sustain.

     

    Meanwhile, the article also states that some of the Indonesia social enterprises also adopted the “organizational model” because, from the article we have read, some social enterprises in Indonesia have multiple social missions and business activities. Indonesia's social enterprises also suit with the fee-for-service purpose which they do fundraising by selling products and use for their social enterprise.

    Based on that cases above that I have explain, we can conclude that social enterprise in Indonesia is:

    1. Non-profit organization model, social enterprise run simultaneously both social and business activities to gain sustainability.
    2. Profit generator non-profit organization model, social enterprise which have 2 institution. First institution in for social purpose and the other institution is for generated income.
    3. Non-profit cooperative model, this model general concept is such as a membership fee which it will be use for the social enterprise. Actually this model often use for orphanage, and free school.
    4. Community Enterprise, this model is emerges from local people who have initiative to help other people and managed by local community.
    5. Social Corporation Model, this model is similar CSR of a company which they generate income from their business for their social enterprise.

    As we can see above there are several model that adopted by Indonesia social enterprise, but there are Things that makes Indonesia social enterprise different from another countries which is Indonesia social enterprise has no specific legal form to the social enterprise in Indonesia which means that the governance must be concern to this problem in order to create better social enterprise in Indonesia.

  • Akira Anders 11170019 Entrepreneur 

    1. What makes them Success? 

    Pada 20 September tahun 1982 PT. Pakuwon Jati berdiri. PT. Pakuwon Jati adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Real Estate yang memusatkan fokusnya kepada daerah pusat pusat perbelajaan dan juga gedung gedung atau tempat hunianKonsep “Superblock” di Indonesia diadakan oleh Pt. Pakuwon jati. Superblock adalah konsep penataan ruang di dalam perkotaan yang memaksimalkan fungsi dari lahan lahan yang ada. Dari lahan lahan terbatas yang tersedia tersebutdibuatlah beberapa fungsi seperti fungsi untuk permukimanuntuk bisnis, dan juga untuk perdaganganuntuk pendidikanuntuk jasa jasahingga untuk rekreasiBeberapa asset bangunan yang dimiliki oleh Pt. Pakuwon Jati adalah berikut; Kota Kasablanka Superblock, Gandaria city Superblock, Blok M Plaza, Someset BerlianTanjungan City Superblock, Pakuwon City Township, Grand Pakuwon Township, Pakuwon Mall Superblock, dan Royal Plaza. PT. Pakuwon Jati mempunyai sebuah Visi yang bisa membuat ia sukses seperti sekarang visi itu adalah “Together We Grow”.  mereka ingin mempunyai hubungan baik dengan pemegang-pemegang sahamnyakaryawan karyawan mereka, para tenants atau penyewa, dan juga dengan para konsumen mereka, agar bisa tetap menjalani bisnis dengan lancar 

    Faktor-faktor yang mmebuat PT. Pakuwon Jati sukses adalah Transparency, Accountibility, Responsibility, Independency, dan Fairness.  yang dimaksud dengan Transparansi adalah PT. Pakuwon Jati memberikan informasi dan juga kemudahan dalam mengakses informasi yang akurat dan juga memadaiperusahaan ini membentuk rasa kepercayaan satu sama lain antara perusahaan dan juga para pemegang sahamAccountability artinya PT. Pakuwon Jati berkomitmen untuk memiliki akun mengenai semua kegiatan yang dilakukan yang akan diberikan kepada pemegang saham dan stakeholder. Responsibility artinya mereka bertanggung jawab secara internal dan eksternalSecara internal, mereka bertanggung jawab terhadap semua orang yang bekerja di perusahaan itu dengan memberikan mereka BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan BPJS Jaminan Hari Tua. Mereka juga menyediakan pelatihan untuk penambahan ilmu para karyawan. Hal-hal ini yang membangun kesuksesan PT. Pakuwon Jati hingga saat ini.  

    1. How can social entrepreneurs attract talent more than a profit organization? 

    Apa yang dimaksud dengan Social Entrepreneur adalah pengusaha yang ingin bekerja bukan hanya untuk dirinya sendirimelainkan untuk memecahkan suatu masalah atau mencari solusi terhadap masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Karena ini lah Social Entrepreneurs lebih menarik perhatian orang-oranv yang mempunyai misi dan visinya sendiri. Karena mereka dapat melakukan hal yang ia maumelainkan bekerja untuk kepentingan suatu Profit Organization. 

     

     

    1. Based on the last case on the “Social Enterprise for Sustainable Development” which entitled: Social Enterprise Model: Indonesian Case Study. Describe Social Enterprise Model in Indonesia! What makes this model different with others in another countries? 

    Social Enterprise adalah perusahaan wirausaha yang memakai strategi komersil untuk meningkatkan kesejahteraan sosiallingkungan dan juga pendapatan. Di Indonesia Social Enterprise mempunyai misi untuk mencari tahu bagaimana memakai sumber daya di Indonesia lebih maksimalseperti sumber daya alam yang Indonesia sangat kaya akan sumber daya ini, dan juga sumber daya manusia yang banyak dan rata-rata masih dalam usia produktif. Social Enterprise di Indonesia tergolong menjadi dua yaitu Non-Profit Organization model, yang berarti kegiatan sosial yang dijalankan dalam bentuk sosial maupun bisnisuntuk kegiatan bisnis yang dapat tetap berlanjut ke depannyaDan  Profit Generator non-profit organization model. Yang berarti social enterprise mempunyai 2 lemnaga yaitu Lembaga Sosial dan Lembaga Profit. 

  •  PT Pakuwon Jati Tbk

    1. PT Pakuwon Jati Tbk adalah sebuah perusahaan sukses berasal dari Surabaya yang didirikan oleh Alexander Tedja. Perusahaan ini bergerak pada bidang properti dan sampai saat ini telah berhasil membangun pusat perbelanjaan terkenal seperti Tunjungan Plaza dan Mal Pakuwon yang terletak di Surabaya dan juga Gandaria City serta Kota Kasablanka yang terletak di Jakarta. Hal-hal yang membuat PT Pakuwon Jati Tbk menjadi sukses hingga sekarang adalah :
    • Revenue

    Pendapatan perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk terdiri dari 50% pendapatan berulang dan 50% pendapatan pembangunan. Pendapatan berulang yang dimaksud adalah pendapatan yang dihasilkan dari sewa unit di pusat perbelanjaan dan menara perkantoran serta pendapatan dari hotel dan apartemen berlayanan. Untuk pendapatan pembangunan dihasilkan dari pemasukan yang berasal dari unit kondominium dan kantor superblok Tunjungan City, apartemen Educity, landed residential di Kota Pakuwon dan unit di Orchard serta beberapa apartemen lainnya.

    • Value

    Selain membangun usaha properti dibidang apartemen dan pusat perbelanjaan, PT Pakuwon Jati Tbk memiliki value yang dimana membuat Environment Responsbility dengan cara membangun departemen khusus yang yang berfokus pada pelayanan konsumen seperti komplain dari para konsumen dan juga kepuasaan konsumen. Selain itu perusahaan juga memelihara karyawan dengan memperkerjakan sumber daya manusia yang kompeten sehingga akan memberikan layanan terbaik kepada pelangan.

    • Segmentation
      Kunci keberhasilan PT Pakuwon Jati Tbk adalah memiliki segmentasi yang baik dengan cara menentukan fokus dan prioritas pada kesinambungan beberapa proyek yang sedang berjalan. Selain itu, perusahaan juga selalu berusaha untuk terus meningkatkan layanan, baik itu di pusat perbelanjaan ritel maupun layanan yang diberikan kepada konsumen yang membeli produk properti perusahaan. Tak hanya itu, bahkan PT Pakuwon Jati Tbk berfokus pada peningkatan kualitas yang berkelanjutan, seperti membangun fasilitas pendukung yang memberikan nilai tambah tidak hanya bagi lingkungan tapi juga tempat tinggal. Perusahaan juga terus meluncurkan produk sesuai dengan segmen pasar yang berkembang. Pemilihan produk properti disesuikan dengan permintaan dan tren saat ini, seperti menjual properti untuk segmen menengah dengan pembayaran yang menarik. Kombinasi antara strategi dan komposisi pendapatan berulang yang stabil memastikan arus kas masuk yang stabil bagi perusahaan ketika ekonomi stagman. Itulah mengapa PT Pakuwon Jati Tbk dapat mempertahankan pekerjaan dan posisinya sebagai salah satu pengembang top di Indonesia karena telah menerapkan startegi ini dan hal itu terbukti.

     

    Dari ketiga faktor diatas, semuanya saling berhubungan. Apabila perusahaan dapat menentukan segmentasi yang tepat dan menciptakan nilai yang baik bagi perusahaan maupun kepuasan pelangganya, maka pendapatan perusahaan akan meningkat sehingga perusahaan akan terjus berkembang maju.

     

    1. Cara menarik karyawan agar mau bekerja di perusahaan sosial dibandingkan dengan perusahaan profit oriented adalah dengan cara menjelaskan atau memberikan informasi secara jelas dan rinci mengenai apa yang membuat perusahaan tersebut istimewa dan berbeda dengan perusahaan yang lebih profit oriented. Selain itu memberikan informasi tentang tujuan utama dan bagaimana gambaran betapa pentingnya tujuan ini, contohnya adalah mengedepankan visi sosial seperti menyelamatkan hewan yang terancam punah atau perusahaan tersebut tidak menjadikan binatang sebagai bahan percobaan dll. Lalu bisa juga menjelaskan apa yang membuat pekerjaan di perusahaan tersebut terasa menarik. Pada intinya adalah, dengan mengedepankan visi sosial perusahaan mereka jadi tidak hanya menghasilkan pendapatan yang tinggi namun juga memiliki peran penting pada sosial.

     

    1. Berdasarkan Vision-based Models, bahwa Perusahaan sosial yang berada di Indonesia bermula dari LSM dan berubah menjadi perusahaan sosial yang berasal dari aktivisme sosial dan visi para pendiri. Berdasarkan artikel tersebut yang telah mengamati perusahaan sosial di Indonesia, bahwa sebagian besar perusahaan sosial kini mengikuti model terintegrasi yang dimana model jenis ini menunjukan antara misi sosial dan kegiatan ekonomi yang terjadi dibawah satu bentuk kelembagaan. Adapun tujuan untuk dalam keterlibatan kegiatan ekonomi adalah untuk menghasilkan pendapatan sehingga bisnis dapat tetap berjalan secara berkelanjutan dan juga untuk membiayai misi sosialnya.

     

    Sementara itu, pada artikel di atas juga menyebutkan bahwa beberapa perusahaan sosial di Indonesia juga menggunakan “organizational model’ yang dimana perusahaan tersebut menawarkan produk dan layanan yang sejalan dengan kegiatan sosial mereka. Mereka juga sering mengdiversifikasi produk atau layanan bisnis mereka sehingga menghasilkan pendapatan yang stabil dan juga dapat mencapai tujuan sosial mereka. Beberapa perusahaan yang diamatipun cocok dengan tujuan fee-for-service yaitu model yang menawarkan layanan untuk menutupi biaya mereka dan sevice subsdizing model yaitu penggalangan dana dengan menjual produk ke pasar eksternal. Dan beberapa jenis model lainnya yang lebih berfokus untuk memberikan dukungan kepada kelompok sasaran mereka agar mendapatkan akses ke pasar eksternal sehingga dapat mendukung pertumbuhan bisnis kelompok penargetan mereka.

     

    Berdasarkan penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa terdapat beberapa model social enterprise di Indonesia yaitu :

    1. Non-profit organizational model, yaitu perusahaan sosial yang dijalankan secara simultan baik kegiatan sosial maupun bisnis untuk mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan.
    2. Profit generator non-profit organizational model, yaitu perusahaan sosial yang memiliki 2 institusi. Lembaga yang pertama untuk tujuan sosial dan lembaga yang kedua untuk menghasilkan pendapatan.
    3. Non-profit cooperative model, yaitu biaya keanggotan akan digunakan untuk perusahaan sosial. Sebenarnya jenis model ini sering digunakan untuk panti asuhan dan sekolah gratis.
    4. Community Enterprise, yaitu masyarakat lokal yang memiliki inisiatif untuk membantu orang lain dan dikelola oleh masyarakat setempat.
    5. Social corperation model, yaitu model yang yang mirip dengan CSR dari perusahaan yang hasil pendapatannya digunakan untuk perusahaan sosial mereka.

    Adapun hal-hal yang membedakan perusahaan sosial di Indonesia dengan negara-negara lain adalah perbedaan pada non-profit cooperative model negara Amerika Serikat dan Jerman yang dimana koperasi tersebut lebih fokus untuk melayani anggota mereka. Sedangkan di Indonesia lebih berfokus dengan tujuan sosial yang lebih luas. Selain itu, perusahaan sosial di Indonesia tidak memiliki bentuk hukum khusus yang artinya pemerintah harus lebih memperhatikan terkait dengan masalah ini untuk menciptakan perusahaan sosial yang lebih baik di Indonesia.

  •  

    Pakuwon jati.
    PT Pakuwon Jati Tbk (Perseroan) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari industri properti di tanah air selama lebih dari 3 dekade dengan menghadirkan portofolio perusahaan di berbagai sektor utama properti seperti ritel, perumahan, komersial dan perhotelan. Saat ini Perseroan telah bertumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan dengan beragam mahakarya kelas dunia sebagai kontribusi nyata bagi keluarga Indonesia. Pakuwon Jati kini juga semakin dikenal sebagai perintis konsep superblok di Indonesia yang mengusung konsep terintegrasi berskala besar antara ritel shopping mall, perkantoran, kondominium, dan hotel. Track record yang sukses dan reputasi yang baik di industri properti memberikan rasa aman terhadap tenants dan pembeli, dengan fondasi dasar bisnis yang kuat untuk melakukan ekspansi bisnis. PT Pakuwon Jati Tbk (Perseroan) didirikan pada 20 September 1982 berdasarkan akta No. 281 yang dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., notaris di Jakarta. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia, melalui Surat Keputusan No. C2-308.HT.01. Perseroan berkomitmen untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pelaksanaan GCG(good corporate governance) untuk mendukung kinerja dan operasional Perseroan. Secara rutin, Perseroan juga melakukan evaluasi terdapat kebijakan strategis, tingkat kesehatan, kebijakan manajemen risiko, dan pengendalian Intern. Perseroan meyakini bahwa GCG(good corporate governance) yang baik adalah modal penting menjaga pertumbuhan yang berkesinambungan. Penerapan GCG(good corporate governance) bagi Perseroan tidak hanya sebagai bentuk kepatuhan tapi juga sebagai bukti kredibilitas bank di mata stakeholders maupun shareholders. Perseroan juga melakukan evaluasi GCG secara berkala untuk memastikan GCG berjalan baik dan meningkat. Pada tahun 2018, penerapan GCG dilaksanakan melalui beberapa program, antara lain pengembangan SDM, peningkatan kualitas sistem pengendalian internal, pengelolaan risiko yang terukur, sosialisasi mengenai kode etik yang baik kepada karyawan, serta komunikasi yang kondusif antara pimpinan dan karyawan, mitra usaha, dan pemangku kepentingan lainnya. Dari sisi penjualan, kota Surabaya memberi kontribusi pendapatan sebesar 72% dan Jakarta sebesar 28% yang terdiri dari penjualan kondominium 65%, residential 28% dan office 7%. Dari sisi pengembangan usaha, hingga akhir tahun 2018 Perseroan menggarap empat proyek pusat perbelanjaan mal meliputi pembangunan dan renovasi. Untuk pembangunan mal, Perseroan sedang melakukan pembangunan Pakuwon Mall Tahap 4 (Design Center) dan pembangunan EastCoast Mall Extension. Sedangkan untuk renovasi pusat perbelanjaan yang dilakukan yaitu di Blok M Plaza Jakarta dan Royal Plaza Surabaya. Di tengah perkembangan ekonomi yang menantang dan ketatnya persaingan bisnis, Perseroan mencatatakan kinerja keuangan yang positif. Maka dari itu Pada tahun 2018, Perseroan mampu mempertahankan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan sebagaimana tercermin dari beberapa indikator kerja keuangan dan aspek operasional. Pendapatan tahun 2018 tercatat sebesar Rp7.081 miliar dibanding Rp5.749 miliar di tahun sebelumnya atau naik 23,2% dimana dua sumber pendapatan Perseroan yang berasal dari recurring dan development revenue tumbuh masing-masing sebesar 16,1% dan 30,8%. Laba komprehensif tumbuh 42,4% dari Rp 2.002 miliar menjadi Rp2.851 miliar


    2.di karenakan di zaman ini banyak generasi muda yang yang mempunyai bakat mengedepakan menagani dampak social di karenakan juga social entrepreneur membutuhkan banyak tenaga kerja di karenakan banyaknya masalah yang timbul. makadari itu fokus utama social entrepreneur adalah membangun bisnis di sepanjang dua bottom lines. Yang pertama adalah menghasilkan keuntungan untuk mendukung perusahaan dan karyawan mereka. Yang kedua yakni mengambil sebagian dari keuntungan tersebut kemudian menggunakannya guna menangani masalah sosial seperti kelaparan, kerusakan lingkungan, pendidikan, tunawisma atau masalah keberlanjutan . Umumnya tujuan utama wirausahawan sosial bukanlah semata untuk mendapatkan keuntungan, melainkan juga untuk menerapkan perbaikan nyata dan luas di masyarakat. Namun, seorang wirausahawan sosial masih harus sehat secara finansial untuk bertahan dan sukses dalam perjuangannya demi menyelematkan dunia mengapa banyak orang yang memilih social entrepreneur di karenakan company tersebut mempunyai impact kepada problematika yang terjadi.


    B. untuk mengembangkan konsep bisnis model yang diaplikasikan pada organisasi kewirausahaan sosial di indonesia dengan penitikberatan pada tiga aspek yaitu preposisi nilai, penciptaan nilai dan tangkapan nilai. Metodepenelitian kualitatif dipilih dalam studi ini dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 30 organisasi sosial yang berada di Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan Bali. model bisnis organisasi kewirausahaan sosial yang dilihat dariaspek preposisi nilai menunjukkan bahwa semua organisasi memulai aktivitasnya dariadanya perlakuan diskriminatif yang diterima oleh kelompok marginal. Aspek penciptaan nilai diwujudkan oleh organisasi sosial entrepreneurhip dalam berbagaikegiatan yang memihak pada kemanusiaan melalui serangkaian penguatan kapasitas, pendidikan dan training bagi kelompok sasaran, sedangkan tangkapan nilai dilihat dari keberhasilan implementasi dan keberlangsungan program. padaakhirnya menemukan empat kategori model bisnis organisasi yang bergerak untuk memecahkan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan di Indonesia yaitu model bisnis campuran, model bisnis syariah, model bisnis sukarela dan model bisnis koperasi. Beda dengan di negara luar

     

     

    1. Pakuwon Jati :

    -          Pakuwon Jati merupakan perusahaan yang bergerak di bidang property seperti retail, perumahan, komersial dan perhotelan .Pakuwon Jati merupakan pengembang real estate terkenal dengan fokus lokasi di Jakarta dan Surabaya, Pakuwon Jati merupakan perusahaan awal yang menerapkan konsep Superblock di Indonesia . Contoh yang ada di Jakarta seperti : Kota Kasablanka Superblock,  Gandaria City Superblock dan Blok M Plaza

     

    -          Pakuwon jati juga merupakan perusahaan yang memiliki , Track record yang sukses dan reputasi yang baik di industry property , yang memberikan rasa aman terhadap para pembeli dan pemegang saham, dengan visi dan misi mereka yang kuat untuk perkembangan bisnis mereka . Disamping itu mereka juga merupakan perusahaan property andalan nasional yang berfokus pada pengembangan hunian berskala kota mandiri untuk kualitas hidup masyarakat yang lebih baik .

     

    -          Visi dan misi

     

            Transparansi

     

    Perusahaan menyampaikan Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, aksi korporasi dan informasi relevan lainnya yang penting mengenai Perusahaan untuk kepentingan publik, investor, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya secara terbuka dan transparan

     

    Akuntabilitas

    Perusahaan berkomitmen untuk memegang akun untuk semua kegiatan yang dilakukan untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.

     

    Tanggung jawab

    Perusahaan memiliki tanggung jawab internal dan eksternal. Tanggung jawab internal terdiri dari tanggung jawab untuk sumber daya manusia, baik Direktur dan karyawan, yang diwujudkan dengan pendaftaran Direktur dan Karyawan dari program kesejahteraan pemerintah yaitu BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan Jaminan Usia Tua BPJS

     

    Independensi

    Perusahaan mengelola perusahaan secara profesional dan independen dengan selalu menghindari tindakan yang berpotensi memicu konflik kepentingan di antara anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

     

    Keadilan

    Melalui kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, Perusahaan dapat mengelola asetnya sesuai dengan hukum secara jujur dan adil dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian untuk menghindari tindakan yang dapat membahayakan kepentingan Pemegang Saham dan pemangku kepentingan lainnya.

     

    -          Disamping itu Pakuwon jati bukan hanya bisnis untuk sekedar mencari keuntungan , tetapi pakuan jati juga menerapkan system pembangunan ramah lingkungan untuk proyek – proyek real estatenya antara lain dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dan desain bangunan yang hemat energi. Pakuwon jati juga sangat memperhatikan sumber daya manusianya untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan yang lebih baik , dan terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya . Ini lah salah satu kunci keberhasilan pakuwon jati dengan mengambangkan terus sumber daya manusiannya agar terus bisa berinovasi mengikuti perkembangan jaman .

     

    -          Karena jelas perusahaan yang menerapkan system social enterprise lebih memiliki banyak keunggulan tentu saja berdampak bagi social dan lingkungan sekitar , sehingga dengan ini banyak calon-calon customer yang lebih tertarik dengan perusahaan ini karena peduli dengan lingkungan , tidak hanya itu dari segi relasi dan kerjasama  juga pasti lebih besar koneksinya , terutama pemerintahan pasti akan melirik perusahaan kita . Dan mendapat dukungan yang positif dari banyak orang . Dari pada perusahaan yang hanya menerapkan profit organisasi .

     

    1. Model social enterprise di Indonesia , biasanya lebih ke individu atau komunitas yang bersimpati membangun Yayasan untuk membantu orang yang membutuhkan , bisa juga orang yang memiliki bisnis dan mengaitkan bisnisnya dengan hall yang bersifat social agar menciptakan lingkungan yang lebih baik , contohnya seperti : dapat disimpulkan bahwa social enterprise adalah suatu cara yang menyeimbangkan suatu bisnis dan aspek sosial dalam satu kesempatan. Social enterprise tidak hanya mencari untung, namun juga memberikan dampak kepada komunitas dan lingkungan . Tidak hanya berhubungan dengan konsumen, tetapi juga membangun komunitas yang mengembangkan aspek social yang berdampak bagi lingkungan dan kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang yang membutuhkan.

     

    Contoh social enterprise di Indonesia :

     

    Du Anyam

    Di zaman yang serba maju ini, kesenjangan sosial bukan hanya dialami si kaya dan si miskin, namun terhadap  gender juga terjadi kesenjangan social. Sering kita dengar bahwa perempuan tidak cukup menerima perhatian dari segi ekonomi bahkan sampai kesehatan. Du Anyam memiliki produk hasil karya para perempuan di Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Seperti anyam-anyaman dari bambu yang menghasilkan product-product berkualitas tinggi seperti contohnya tas , bakul , kotak souvenir dan masih banyak lagi , bahkan Du Anyam sampai menembus pasar international. Kepedulian terhadap angka kelahiran di Indonesia yang tidak seimbang dengan perkembangannya menjadikan Du Anyam tergerak untuk memajukan social enterprise di Indonesia. Tidak hanya memajukan taraf hidup perempuan dengan membuka lapangan pekerjaan, Du Anyam bahkan melestarikan kekayaan tradisi yang Indonesia miliki.

                   

    Model social enterprise di amerika atau di negara maju lainnya  jelas berbeda dengan Indonesia , karena terdiri dari banyak factor salah satunya :

    1. Power distance : penduduk di amerika memiliki power distance yang relative lebih rendah di bandingkan Indonesia , oleh karena itu masyarakat di amerika lebih takut atau lebih patuh terhadap pemimpinnya , sehingga kita bisa melihat lebih mudah mengatur atau mengayomi masyarakat di amerika ketimbang di Indonesia karena rakyat amerika yang patuh dengan para pemimpinnya , jelas untuk segi social enterprise di amerika lebih memiliki peluang yang lebih besar jika di gerakan oleh pemerintahan .

     

    1. Individual : para masyarakat di amerika memiliki tingkat individualisme yang tinggi di sini kita bisa melihat titik lemah warga amerika dalam pengembangan social enterprise karena prilaku para penduduknya yang cenderung memanfaatkan diri sendiri .Tidak telalu peduli dengan kerjasama team ,dan orang di sekitarnya .Mereka kebanyakan berfokus pada diri mereka sendiri (mandiri)

     

    1. Masculinity : disini kita bisa melihat nilai masculinity yang tinggi pada penduduk amerika , yang artinya masyarakat amerika lebih suka berkompetisi untuk menunjukan siapa yang terbaik , hall seperti ini bisa kita lihat pada saat masa sekoah sampai masuk ke organisasi . Orang amerika lebih cenderung memfokuskan diri mereka sendiri untuk menjadi yang terbaik , dan tidak begitu memetingkan hal-hal yang ada di sekitar mereka.

     

    1. Uncertainty Avoidance : budaya yang menunjukan bahwa orang-orang yang tidak mau mengambil resiko dan menghindari konflik.

     

    1. Indulgence : masyarakat negara yang memiliki skor atau nilai yang kecil dari factor ini , merupakan masyarakat yang memiliki sifat pesimis dan sinis , dan lebih suka memanjakan dirinya sendiri .

     

  • Vanessa Bella Putri

    11170002

    1. What makes them success?

    Pada tahun 1982, lebih tepatnya pada tanggal 20 September 1982, PT. Pakuwon Jati didirikan. PT. Pakuwon Jati merupakan perusahaan yang bergerak dibidang real estate yang lebih fokus kepada pusat pusat perbelajaan dan juga gedung gedung atau tempat hunian. PT. Pakuwon Jati merupakan salah satu perusahaan pencetus konsep superblock di Indonesia. Superblock adalah konsep penataan ruang di dalam perkotaan yang memaksimalkan fungsi dari lahan lahan yang ada. Dari lahan lahan terbatas yang tersedia tersebut, dibuatlah beberapa fungsi seperti fungsi untuk permukiman, untuk bisnis, dan juga untuk perdagangan, untuk pendidikan, untuk jasa jasa, hingga untuk rekreasi. Bangunan bangunan yang dimiliki oleh PT. Pakuwon Jati meliputi, Kota Kasablanka Superblock, Gandaria city Superblock, Blok M Plaza, Someset Berlian, Tanjungan City Superblock, Pakuwon City Township, Grand Pakuwon Township, Pakuwon Mall Superblock, dan Royal Plaza. PT. Pakuwon Jati ini memiliki kantor pusat di Jakarta dan juga Surabaya.  Visi yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah “ Together We Grow “. Mereka ingin bertumbuh bersama sama dengan para pemegang saham, karyawan karyawan mereka, para tenants atau penyewa, dan juga dengan para konsumen mereka. Sedangkan misi yang dimiliki perusahaan ini meliputi, untuk menjadi pengembang pusat perbelanjaan ritel non-strata terkemuka di Indonesia, untuk mengembangkan superblok dan kota-kota terbaik menuju kualitas hidup yang lebih baik, untuk menjadi tempat kerja terbaik di industri properti di negara ini, dan untuk mengoptimalkan pengembalian investasi untuk penyewa dan pembeli kami. Hal yang bias membuat mereka suskes selain dari tentunya visi dan misi yang perusahaan ini miliki adalah hal hal seperti Transparency, Accountibility, Responsibility, Independency, dan Fairness.  Yang dimaksud dengan transparansi adalah bahwa perusahaan mereka, PT. Pakuwon Jati ini menyerahkan atau membuka laporan laporan perusahaan mereka seperti laporan tahunan, laporan keuangan, laporan tindakan perusahaan, dan juga informasi informasi penting lainnya yang relevan mengenai perusahaan untuk kepentingan public, investor, pemegang saham, dan stakeholder lainnya. Dengan memberikan informasi dan juga kemudahan dalam mengakses informasi yang akurat dan juga memadai, perusahaan ini membentuk rasa kepercayaan satu sama lain antara perusahaan dan juga para pemegang saham. Selain itu, mereka juga accountable, yaitu mereka berkomitmen untuk memiliki akun mengenai semua kegiatan yang dilakukan yang akan diberikan kepada pemegang saham dan stakeholder. Mereka juga bertanggung jawab secara internal dan eksternal. Secara internal, mereka bertanggung jawab terhadap semua orang yang bekerja di perusahaan itu dengan memberikan mereka BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan BPJS Jaminan Hari Tua. Mereka juga menyediakan pelatihan untuk penambahan ilmu para karyawan. Secara eksternal mereka bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup dan masyarakat. Perusahaan ini dikelola dengan sangat profesional dan mandiri. Mereka selalu menghindari tindakan yang berpotensi untuk menimbulkan ancaman dan konflik. Mereka juga memiliki aturan dan regulasi untuk selalu mementingkan keadilan satu sama lain.

    1. How can social entrepreneurs attract talent more than profit organization?

    Social entrepreneurs’ atau pengusaha sosial merupakan seseorang yang membentuk suatu perusahaan atau bekerja dengan tujuan memecahkan dan menemukan solusi untuk masalah sosial atau untuk mempengaruhi perubahan sosial yang berbasis masyarakat. Karena tujuan utama mereka adalah untuk membantu sosial, maka lebih banyak orang akan berpartisipasi dalam usaha yang mereka dirikan. Ini karena hasil dari perusahaan tersebut bukanlah hanya untuk kepentingan pribadi tersendiri tetapi juga untuk kepentingan sosial dan lingkungan bersama.

    1. Based on the last case on the “Social Enterprise for Sustainable Development” which entitled: Social Enterprise Model: Indonesian Case Study. Describe Social Enterprise Model in Indonesia! What makes this model different with others in another countries?

    Social Enterprise atau wirausaha sosial merupakan keadaan dimana perusahaan menggunakan strategi komersial untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, lingkungan dan juga pendapatan. Social Enterprise di Indonesia lebih menuju kepada bagaimana caranya meningkatkan dan juga memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki Indonesia, seperti sumber daya alam yang kaya dan juga sumber daya manusia yang sangat banyak. Di Indonesia, social enterprise ini belum berkembang secara maksimal dan belum sebaik Negara lain, namun dalam beberapa kasus social enterprise yang kita miliki sudah berdampak cukup baik bagi Indonesia. Social enterprise di Indonesia umumnya tergolong atas model organisasi. Ada beberapa model social enterprise di Indonesia, yaitu: Non-profit organization model; merupakan kegiatan sosial yang dijalankan dalam bentuk sosial maupun bisnis, untuk kegiatan bisnis yang dapat tetap berlanjut ke depannya. Profit generator non-profit organization model; social enterprise yang memiliki dua lembaga, lembaga untuk kegiatan sosial dan lembaga untuk menghasilkan keuntungan. Non-profit cooperative model; pada model ini melanjutkan kegiatan sosialnya dengan biaya membership. Community enterprise; muncul dari inisiatif masyarakat untuk berdonasi dengan tujuan untuk membantu kegiatan sosial. Social corporation model; pada model ini ketika mendapatkan pemasukan pada bisnisnya akan disalurkan untuk melanjutkan kegiatan sosial.

     

  • Rachel Gavriela

    11170033

    A. 1. What makes them succeed ?

    Urban Organic Solid Waste

    Berawal dari melihat permasalahan mengenai limbah padat yang ada di Indonesia terutama Sidoarjo, FORWARD terbentuk untuk membantu mengurangi permasalahan limbah yang ada dengan melakukan penelitian terhadap permasalahan limbah padat dan solusinya. Hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukan bahwa mayoritas sampang merupakan sampak organik. Dalam menangani masalah ini, FORWARD melihat beberapa cara alternatif yang dapat dilakukan untuk mengubah limbah organik menjadi produk bernilai, diantaranya adalah pengolahan limbah menjadi biogas, pakan hewan dan ternak, serta pengolahan limbah menjadi kompos.

    Value

    Teknologi Black Soldier Fly Larvae (BSFL) yang dikembangkan FORWARD merupakan solusi yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah limbah organik karena efektif, efisien, dan memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk pakan ternak berprotein. FORWARD melihat bahwa pakan ternak berbasis protein masih sangat rendah dan membuat produksi daging di Indonesia masih rendah. Sehingga teknologi BSFL dapat menjembatai kedua masalah yang ada. Teknologi BSFL dapat mengurangi limbah organik secara efektif dan efisien dan dapat memberi pakan ternak berkualitas bagi para peternak, baik ternak kambing, unggas, maupun ikan (terutama lele). Limbah organik yang tersisa dan tidak terkonversi dapat diolah mejadi kompos dan produk konversi lainnya.

    Revenue

    FORWARD mendapatkan penghasilan dari hasil penelitian mereka yaitu produk konversi berupa BSFL. Secara biaya, teknologi BSFL memiliki cost yang lebih rendah dan memiliki konsumen lebih tinggi dibandingkan dengan pengolahan limbah menjadi biogas. Dan secara hasil produksi, hasil BSFL memiliki nilai yang lebih tinggi dan lebih kuat dalam persaingan dibandingkan kompos. Hal inilah yang membuat FORWARD dapat berhasil dan terus bertahan dalam bisnis pengelolaan limbah yang mereka jalani.

    Segmentation

    FORWARD memproduksi produk konversi berupa dari limbah organik menjadi pakan ternak dan kompos. FORWARD mentargetkan masyarakat dan para pengusaha dibidang peternakan dan pertanian sebagai konsumen utama mereka. Segmentasi FORWARD adalah semua orang, baik industri, pemerintah, pengusaha, maupun masyarakat umum, yang membutuhkan produk konversi limbah organik berupa BSFL dan kompos.

    1. How can social entrepreneurs attract talent compare to profit organizations?

    Social entrepreneur mengutamakan orang-orang yang memiliki talenta dan ketertarikan dalam bidang sosial yang digeluti oleh social entrepreneur tersebut. Hal ini dilakukan agar perusahaan bisa menghasilkan produk berkualitas dan menjaga agar perusahaan tetap bertahan. Hal ini disebaban karna perusahaan sosial tidak berfokus pada keuntungan, namun mereka berfokus pada pengaruh yang dapat mereka berikan kepada target yang dituju (manusia, hewan, lingkungan, dll). Karena itu, kualitas dari SDM lebih utama dibandingkan hanya sekedar keuntungan semata. Disisi lain, perusahaan sosial bisa lebih menarik/diminati dibandingkan dengan organisasi berlaba dimata para pencari pekerjaan. Salah satu faktor yang mendukung hal ini diantaranya karena setiap orang pasti ingin bisa bertindak untuk membantu atau membuat suatu perubahan kearah yang lebih baik. Namun disisi lain, setiap orang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, salah satunya dengan bekerja. Ketika menjalani bisnis/pekerjaan dalam bidang sosial, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan kita untuk bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan, tapi kita juga bisa melakukan gerakan/perubahan. Selain itu, performa kerja juga bisa lebih baik apabila seseorang mengerjakan pekerjaan yang menarik atau mereka sukai. Orang akan bekerja lebih maksimal ketika pekerjaan yang mereka lakukan mendukung sesuatu yang ingin mereka dukung ataupun memberi suatu pengalaman yang menarik bagi mereka dan belum tentu bisa didapatkan dari pekerjaan lain.

    B. Based on the last case on the “Social Enterprise for Sustainable Development” which entitled: Social Enterprise Model: Indonesian Case Study. Describe Social Entreprise Model in Indonesia! What makes this model different with others in another countries?

    Social entrepreneur merupakan bentuk integrasi antara program sosial dan kegiatan bisnis. Dengan menjalankan bisnis dibidang sosial, terlibat dalam aktivitas sosial tidak hanya membawa dampak sosial, tetapi juga menghasilkan pendapatan untuk keberlangsungan kegiatan bisnis.

    Model Perusahaan Sosial Indonesia dapat dikatakan menyerupai konsep model Asia, yang membedakan model perusahaan sosial Indonesia menggunakan Indikator EMES dalam modelnya. Dalam model perusahaan Asia, pemerintah memainkan peran penting pada model-model perusahaan sosial yang muncul. Setidaknya ada empat model khas perusahaan sosial di Asia:

    1. Trading non-profit organization,
    2. community-based enterprise,
    3. non-profit co-operation,
    4. work integration social enterprises.

    Sementara di Indonesia menilai model perusahaan sosial menggunakan indikator EMES karena belum ada peraturan yang tetap mengenaik peraturan bisnis sosial, Sehingga para penelitian ini menggunakan gabungan data sekunder dan data primer yang dikumpulkan melalui forum group discussion (FGD). Tujuan FDG adalah untuk memperluas penelitian tentang identifikasi dan pemahaman fenomena kewirausahaan sosial di negara ini. Melalui proses FGD ini terlihat bahwa organisasi yang diamati datang dengan tujuan sejara jelas ingin memberi manfaat kepada masyarakat sebagai misi inti mereka. Ini memenuhi konsepsi EMES bahwa dampak sosial terhadap masyarakat adalah motif utama organisasi. Mereka memulai kegiatan mereka dari kegiatan/aktivis sosial, yang umumnya berfokus pada nilai sosial daripada penciptaan nilai ekonomi. Penciptaan nilai ekonomi bertujuan untuk mendukung keberlangsungan misi sosial. Beberapa jenis organisasi perusahaan sosial di Indonesia berdasarkan sasaran dan tujuannya, diantaranya:

    • SE01: Organisasi yang didedikasikan untuk menyediakan infrastruktur listrik untuk orang miskin di daerah terpencil. Perusahaan sosial harus bisa lebih dahulu berinisiatif dan kemudian diikuti oleh pendekatan bisnis.
    • SE02: Selama beberapa tahun terakhir, sebagian besar komunitas organisasi perusahaan sosial melakukan program pengembangan untuk petani dengan dukungan dari berbagai organisasi pendanaan.
    • SE03: Organisasi yang menjalankan program pengembangan ekonomi lokal dengan kegiatan kemitraan dan pusat dukungan untuk usaha kecil. Sumber keuangan mereka tidak hanya berasal dari pendanaan tetapi juga dari biaya peserta. Salah satu caranya adalah dengan menjalankan koperasi
    • SE04: Organisasi yang menyediakan kegiatan pelatihan untuk mempromosikan hak bagi perempuan dan memberikan pendidikan tentang kesetaraan kepada orang-orang.
    • SE05: Sebagian besar organisasi mendirikan toko online untuk memberikan akses pasar kepada kelompok yang mereka targetkan, misalnya kaum wanita.
    • SE06: Organisasi yang memberikan bantuan kepada anak jalanan dan mencegah pelecehan seksual terhadap anak.
    • SE07: Banyakan dari organisasi perusahaan sosial yang menjalankan bisnis untuk menyediakan pekerjaan bagi para mantan pelaku pidana dan pengangguran.

    Sebagian besar perusahaan sosial di Indonesia terbentuk tidak hanya karena adanya dukungan dari pemerintah sebaliknya, mereka membuat bisnis sosial berdasarkan penelitian yang mereka lakukan tentang pasar dan masalah sosial yang ada. Banyak dari perusahaan sosial yang bertindak sendiri dan mencoba untuk mempromosikan bisnis sosial agar semakin banyak orang yang tahu dan melihat peluang wirausaha sosial untuk dampak sosial yang lebih besar.

    Model perusahaan sosial Indonesia memilih untuk berdiri sendiri dan mempromosikannya sendiri dengan dukungan pemerintah tidak sebanyak seperti pada model perusahaan sosial Asia. Penyebab hal ini karena Indonesia menghadapi tantangan dalam proses transformasi yang umumnya masalah sosial ditangani oleh LSM menjadi perusahaan sosial. Tantang yang dihadapi oleh perusahaan sosial di Indonesia diantaranya karena kurangnya kapasitas dan keterampilan SDM serta belum adanya bentuk hukum yang sesuai untuk mengakomodasi model perusahaan sosial. Tidak ada bentuk hukum khusus yang didedikasikan untuk perusahaan sosial di Indonesia menyebabkan perusahaan sosial Indonesia harus berusaha menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada tanpa mengesampingkan tujuan utama mereka. Juga pada kriteria perusahaan sosial dalam konteks EMES. mereka menemukan bahwa model wirausaha sosial itu dinamis dan berevolusi seiring waktu bergantung pada berbagai faktor internal dan eksternal. Hal-hal inilah yang membuat model perusahaan sosial Indonesia berbeda dari model-model perusahaan sosial lainnya. Secara umum berdasarkan data yang terkumpul ditemukan bahwa perusahaan sosial di Indonesia mengambil model nirlaba. Berdasarkan FGD, pengelompokkan model-model perusahaan sosial di Indonesia menjadi lima kategori, yaitu, organisasi nirlaba terintegrasi, profit generator non-profit organization, community enterprise, koperasi nirlaba, dan perusahaan sosial.

This reply was deleted.